Setiap doa akan didengar, tiap doa akan dikabulkan, bersyukurlah

Bersabar bukanlah sifat melainkan keputusan karena aku hanyalah seorang hamba...

Kamis, 27 Januari 2011

True love or fake love?


True love dan media
Tema besar true love di hampir sebagian besar khususnya anak muda (atau setidaknya yang merasa muda) begitu konsisten mengalir dari waktu ke waktu. Konsep true love yang dimaksudkan di sini ialah cinta sejati dalam konteks roman percintaan antara lawan jenis, atau lebih praktisnya dalam konteks pacaran. Meskipun, percintaan antara sesama jenis (sebagai sebuah penyimpangan) dimungkinkan juga memakai konsep true love tersebu. Konsep true love (roman) yang begitu meluas mudah sekali kita temui di sekeliling kita, terutama banyak dijumpai da. Banyaknya pasangan yang berpacaran juga tidak hanya didominasi di kalangan kayawan, mahasiswa, smu, tetapi juga smp, atau mungkin saja sebagian kecil usia SD.
Trend yang berlanjut mulai dari dulu sampai sekarang pun disambut dengan baik oleh media baik cetak, maupun visual, tidak ketinggalan dunia industri juga merespon dengan sangat hangat. Sehingga apa yang kita dengar, lihat hampir tiap hari yang muncul selalu menyertakan konsep true love, meskipun dengan kemasan kata yang berbeda. Sebagai contoh, lagu-lagu yang beredar dah menjadi hits selalu berkisar pada masalah percintaan dalam berbagai bentuknya baik perselingkuhan, cinta segitiga, kehilangan kekasih dan contoh lain sejenis. Disadari atau tidak begitu deras konsep true love masuk dalam tiap jam kita beraktivitas kecuali kita sedang tidur.
Begitu besarnya dan pengaruhtersebut, sehingga kadang porsi yang tidak kalah penting lain dalam kehidupan kita kurang mendapat perhatian, kecuali pada saat- saat hari raya tertentu, seperti misalnya tema-tema tentang kemanusian, persaudaraan, keluarga menjadi isu-isu yang kurang populer. Padahal dalam kehidupan harus dipahami bahwa ada hal-hal lai yang lebih besar dan tidak kalah pentingnya.
Untuk lebih tidak memahami konsep true love dalam arti percintaan, mari kita sedikit pertanyakan seberapa pentingnya true love dalam dalam kehidupan.Sebagian besar mungkin akan menjawab sangat penting, dengan berbagai alasan personal, sebagian mungkin menjawab sangat penting karena tanpa hidup tidak lepas dari cinta, cinta kepada orang tua, sahabat guru, oang lain dsb. Jawaban yang terakhir ini sedikit konyol, karena di awal konsep trus love yang dimaksud bukan dalam artian tersebut.
Kita mulai dengan jika true love sebegitu penting dan besarnya dalam kehidupan, kenapa setelah kehidupan berakhir, hal tersebut tidak dipertanyakan oleh Tuhan. Diantara sejumlah besar pertanyaan dalam kehidupan, ketika kehidupan berakhir kenapa true love yang begitu banyak menjadi visi utama sebagian besar orang tidak bisa terhubung dengan kita sebagai pemilik platform tersebut. Ketika kita sudah tidak eksis lagi di dunia, hanya 3 hal besar yang menjadi ikatan antara kita dengan kehidupan, yakni harta yang kita sedekahkan, ilmu yang kita amalkan dan doa anak soleh. Ketiganya akan tetap terhubung dengan kita setelah kehidupan berakhir.
Mencermati hal di atas, apakah tidak sebaiknya kita kembali melakukan review atas apa yang pasti menjadi pertanyaan sekaligus menjadi investasi kita di dunia dan setelahnya. Memang sebaiknya unsur cinta roman dalam diri manusia tetap ada, tetapi hal ini tidak harus menjadi sebuah hal yang sangat dominan dan menafikan hal lain yang jauh lebih penting. Hal tersebut erat kaitannya dengan seberapa besar komitmen kita pada sebuah pernikahan. How low can you go, demikian tagline sebuah iklan rokok beberapa waktu lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar